BAB I
PENDAHULAN
Sejarah peradaban manusia telah
menyaksikan timbul tenggelamnya banyak sistem. Suatu program untuk perbaikan
masyarakat, tidaklah dapat mengabaikan lembaga fundamental dan rencana luas
organisasi yang mendasari sistem ekonomi secara keseluruhan. Setiap sistem
ekonomi memiliki ciri khasnya masing-masing yang membentuk fondasinya, dari
fondasinya itulah ia dapat dibedakan dan dikenali. Sejak dahulu kala, berbagai
rencana komprehensif organisasi sosial telah diusulkan sebagai dasar rencana
itu, seperti Kapitalisme modern, yang muncul karena adanya industrialisasi yang
cepat serta difasilitasi oleh kemajuan yang dicapai oleh manusia dalam sains
dan teknologi, didasarkan pada ide perekonomian pasar bebas, tanpa atau sedikit
campur tangan pemerintah dibidang ekonomi, bunga, perbankan. Serta beberapa
reaksi yang muncul terhadap kapitalisme, yang menganut kontrol negara
sepenuhnya terhadap perekonomian dan pemilikan alat produksi oleh negara atau
masyarakat.
Dalam perbandingan sistem ekonomi,
perhatian kita banyak tertuju pada cara membandingkan prestasi. Karena itu
tidaklah mungkin untuk dapat mencapai suatu kesimpulan sahih yang objektif,
bila “objektif” yang dimaksudkan adalah suatu penilaian yang secara logis harus
diterima oleh para pendukung dari semua sistem ekonomi. Tetapi perbandingan
kita tentang prestasi hanya dapat mencapai dua hal: perbandingan yang dapat
menunjukkan setiap sistem unggul diatas sistem lainnya dalam memenuhi tujuan
tertentu, dan perbandingan yang dapat mengemukakan sejauh mana suatu tujuan itu
dikorbankan untuk tujuan lainnya. Tetapi karena seluruh analisis tersebut
adalah subbjektif, maka kita tidak perlu terkejut bila mendapatkan orang yang
tujuannya berbeda atau memberikan bobot yang berbeda pada tujuan yang sama,
menolak untuk menerima sudut pandang kita.
Di sisi lain, islam menganut keadilan
dan kejujuran di lapangan ekonomi. Menurut islam, manusia adalah khalifah atau
wakil Tuhan dalam seluruh rencana Tuhan, dan telah diberi hak pemilikan
terbatas atas alat-alat produksi. Islam mengakui adanya campur tangan negara
dalam kegiatan ekonomi demi menjamin kesejahteraan warganya. Penghapusan bunga,
pelembagaan sedekah dan zakat, konsep halal dan haram, distribusi kekayaan yang
merata, dilarangnya penimbunan dan menekankan pentingnya sirkulasi kekayaan,
konsen dengan kesejahteraan kaum miskin adalah ciri khas ekonomi islam. Yang
dimana kesemua itu merupakan salah satu tujuan utama dalam kehidupan yang
sesuai dengan kaedah syari’at islami.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Islam dalam suatu analisis perbandingan dan isme isme lainnya
Benar atau salah filsafat social
mempunyai tujuan pokok.demikian juga kapitalisme percaya pada hak milik pribadi
yang tak terbatas atas alat alat produksi yang alat penggeraknya adalah laba
pribadi. Semboyan kapitalis adalah “segala sesuatu untuk diri sendiri,peduli
apa dengan orang lain”.selanjutnya tujuan pokok komunisme adalah “dari setiap
orang menurut kemampuannya”.dalam melaksanakan tujuan ini,komunisme mengatur dan mengawasi alat alat produksi,
membiarkan kebebasan pribadi, menghancurkan keluarga dan agama. Konsep laba pribadi dalam kapitalisme akan digantikan oleh
motif pelayanan social dalam sosialisme yang bersemboyan “dari setiap orang
menurut nilainya, bagi setiap orang menurut kerjanya”.
Islam bertujuan untuk mencapai suatu system social bergaris
besar kapitalis,namun dibatasi oleh ide ide sosialis. Maka suatu konsep islam
tentang masyarakat didasarkan atas 5 prinsip, yaitu:
1.
konsep sejarah menurut al Qur’an,
2.
hak milik pribadi secara terbatas
atas alat alat produksi,
3.
persaudaraan manusia yang universal,
4.
prinsip koeksistensi pribadi, dan
5.
Kekuasaan Allah Yang Maha Kuasa.
B.
konsep qur’ani
materialis marx mendesak bahwa hanya
ada 2 kelas manusia yaitu:mereka yang mengisap dan mereka yang diisap,mereka
yang punya dan mereka yang tidak punya, dan pertentangan kedua kelas inilah
yang menciptakan dan menjelaskan seluruh sejarah.marx percaya bahwa dalam
proses evolusi social terdapat perbudakan, feodalisme, kapitalisme, dan
sosialisme dari sudut pendirian produksi dan distribusi. Perjuangan revolusioner marx sesungguhnya
ditujukan terhadap kapitalisme;marx yakin bahwa dalam kapitalisme pekerja
dibayar hanya cukup untuk mempertahankan diri di tingkat hidup yang sangat
sederhana. Hal itu menjurus kepada
perang kelas antara kedua kelompok yang akhirnya akn menghasilkan runtuhnya
kapitalisme dan pembentukan kediktatoran proletariat.
Gagasan tentang sesuatu yang tidak dapat dihindarkandalam
proses cerita yang menuju kepada akhir yang telah ditentukan sebelumnya, tidak
dapat persamaannya dalam al qur’an,setidak tidaknya dilihat dari dua cara.
1.
al qur’an mengakui keberadaan
golongan rakyat yang berbeda beda dalam masyarakat;ia mengakui perbadaan bakat,
perbedaan pendapat di kalangan anggota masyarakat yang berbada beda demi
kemajuan dan kemakmuran yang sama ( QS.AN NISA,4:12). Ini merupakan sangkalan
langsung terhadap pendapat yang dikemukakan oleh marx. Konsep
2.
sejarah
berdasarkan al qur’an jauh lebih praktik dan lebih realistic dalam arti bahwa dengan mengakui kemajemukan motif dan
perasaan manusia, al qur’an mempertimbangkan peranan orang besar seperti nabi
Muhammad SAW, isa al masih dan lainnya dalam membentuk jalan sejarah yang akan
dating dan nasib bangsa bangsa. Tapi marx
memandang hubungan ekonomi sebagai penentu satu satunya dalam sejarah manusia
kesetiap arah,sehingga ia menyangkal mentah mentah bagian yang diperankan oleh
pertentangan agama,peperangan dinasti yang tiada terbilang jumlahnya dan dan
orang orang besar sebagai pembentuk nasib manusia.
3.
Konsep sejarah qur’ani tidak
mendukung pendapat marx yang menyatakan tidak dapat dihindarkannya pertentangan
kelas yang menuju kemenangan akhir proletariat atas kapitalisme, karena Al
qur’an telah menjanjikan kemenangan kapada nabi islam atas penentang
penentangnya seperti dalam QS.AL FATH,48:28.
Berdasarkan surah tersebut kita
tidak bersedia menerima bahwa sukses islam terjamin atas proses sejarah. Jika
masyarakat muslim tidak mengikuti jalan yang diterapkan oleh kitab suci al
qur’an dan sunnah, mungkin ia tidak akan berhasil memperoleh kekuasaan dan
dominasi yang dijanjikan kitab suci al qur’an.
Dalam pandangannya itu berarti marx
mulai dengan menyangkal Allah, bila ia tidak ada, hanya zat yang tinggal.
Peperti materialis ia menduga tidak adanya maksud zat dalam lingkungan dinamis
masyarakat manusia. Suatu aspek penting lain dari konsep sejarah qur’ani adalah
bagian yang dimainkan oleh agama dalam proses evolusi social. Komunisme marx
tidak mengakui agama. Bagi marx agama adalah candu bagi rakyat dan dibuat oleh
kelas yang mengisap sebagai suatu cara untuk memastikan pengabdian mereka yang
diisap. Marx mengacaukan agama dan pemujaan, mengutuk agama, dan memberikan
kepada kita penafsiran materialisme tentang sejarah.
C.
Komunisme
1.
Konsep komunisme
Istilah “komunisme” yang berasal dari kata latin
“communis” tidak terdapat sebelum tahun
1840, walaupun konsep yang meliputinya sama tuanya dengan peradaban itu
sendiri. Namun itu tercipta dalam perkumpulan revolusioner rahasia di Paris
antara 1834 dan 1839. Pada umumnya nama itu digunakan untuk menguraikan
perbuatan atau keyakinan akan perlunya pengawasan sosial atas kehidupan
ekonomi, termasuk hak milik sosial atas harta benda. Konsep tersebut berbeda
dalam arti teknik dari sosialisme, dalam hal bahwa komunisme pada umumnya
mencakup pemilikan beberapa atau semua bentuk barang konsumen. Disamping itu
arti historik dan umum, istilah ‘’komunis” timbul ditahun-tahun 1840-1872
dengan arti sebagai tindakan revolusioner untuk menumbangkan masyarakat
kapitalis dengan jalan kekerasan.
Terdapat tiga doktrin pokok yang
mendasari konsep komunisme. Yang pertama ialah doktrin tentang keadaan alam
yang dalam berbagai bentuk mendominasi pemikiran zaman kuno dan dunia modern,
dari zaman renaisans bersifat Utopia, rasionalis dan pasifistik. Doktrin kedua
adalah Manichaisme yang menganggap sejarah manusia sebagai suatu perlombaan
yang tiada hentinya antara dua kekuasaan yang berdaulat, baik dan jahat, roh
dan zat, terang dan gelap. Doktrin ketiga adalah Marxisme, atu teori ekonomi
mengenai timbul dan berkembangnya tenaga produksi masyarakat kapitalis,
kecenderungan kolektif yang terkandung di dalamnya, dan kepentingan
antagonistik, dengan perjuangan kelas sebagai tenaga kekuatan manusia dalam
peradaban. Komunisme merupakan suatu bagian integral mitos kuno zaman keemasan,
idealisaasi tingakt primitif oleh manusia beradab, suku ‘alami’ sejarah
manusia. Ia merupakan reaksi terhadap kerumitan yang tumbuh pada zaman
peralihan.
2.
Filsafat Komunisme
Menurut Marx, analisis yang saksama
mengenai suatu unsur superstruktur akan mengungkapkan pengaruh substruktur
sebagai faktor penentu. Agama dan moral dibuat oleh kelas yang bekuasa untuk
memperkukuh kepentingan mereka sendiri. Karena itu semua agama dan etika yang
hingga kini terdapat dikalangan umat manusia patut dicurigai. Marx melihat
peralihan yang telah terjadi dari industri domestik yang mendahului Revolusi Industri
sampai kepabrik besar.Selanjutnya, menurut doktrin nilai surplus, semua
kekayaan dihasilkan oleh kerja. Tetapi pekerja dibayar dengan gaji yang hanya
cukup untuk mempertahankan hidip yang paling sederhana. Karena itu terdapat
suatu nilai lebih yang dapat diambil pihak kapitalis untuk kepentingan dirinya
sendiri.
Demikianlah ketika rakyat dipersiapkan
untuk hal itu, tahap kediktatoran akan memberi jalan kepada masyarakat
sosialis, yang dianggap sebagai tahap komunisme yang lebih rendah. Pada tingkat
ini, semua alat produksi akan berada dalam tangan negara yang diperintah secara
demokratis. Tetapi akan terdapat banyak pemusatan pada pengawasan.ekonomi dan
politik. Singkatnya tingkat ini semata-mata adalah tingkat sosialisme negara.
Akhirnya,masyarakat sosialis akan
berkembang menjadi masyarakat komunis, yang merupakan tahap komunisme yang
lebih tinggi, inilah cita-cita terakhir dari partai komunis. Eskatologi komunis
menjanjikan perbaikan , persaudaraan, dan kebahagiaan sepenuhnya bagi semua
orang; manusia tidak dianggap sebagai suatu tujuan. Tujuannya jelas sekali
adalah keseluruhan, masyarakat. Memang benar bahwa seorang komunis percaya
bahwa setiap manusia akan berbahagia begitu cita-citanya tercapai. Namun mereka
tidak punya perhatian padanya, karena kebersamaanlah yang mencapai faktor nyata
yang sesungguhnya dalam dunia manusia.
3.
Rencana dalam Komunisme
Komunis
adalah pengganti seluruhnya bagi sumber daya ekonomi yang dalma suatu sistem
kapitalis ditentukan oleh harga dan pendapatan. Hal ini pada gilirannya
berkaitan dengan kedaulatan konsumen dan tempat keputusan dibuat oleh pengusaha
yang tidak terbilang jumlahnya. Disini pada umumnya arsitek ekonomi menentukan
untuk apa digunakannya sumberdaya yang terbatas itu, dan karena itu, sedikit
banyak mengurangi kekusasaan konsumen. Sasaran produksi ditentukan menurut
tujuan yang ditentukan oleh Negara, misalnya memproduksi untuk perang atau
meningkatkan tingkat hidup massa. Dengan
demikian gerakan harga dan pendapatan mengatur proses produksi tidak diizinkan.
Dan karena tujuan ini dipilih oleh strategi umum yang bertindak untuk Partai,
pemerintah atau rakyat, ekonomi berencana menggantikan si penguasa yang
merupakan daya penarik manusiawi dalam struktur kapitalis.Dalam komunisme,
konsumsi maupun produksi akan dikendalikan secara kolektif, dan uang, harga,
uapah, pertukaran bebas akan dihapuskan. Oraganisasi bersama kan menetapkan apa
yang harus dihasilkan dan berapa jumlahnya, mendistribusikan produk melalui
suatu sistem ransum yang diyakini akan memberikan hasil terbaik. Rumus komunis
adalah “Dari setiap orang menurut kemampuannya; kepada setiap orang menurut
kebutuhannya”.
4. Suatu penilaian
atas komunisme
Baik dalam teori maupun dalm prakteknya, komunisme
merupakan penyederhanaan luarbiasa menuju pemutarbalikan kenyataan.
Penyederhanaan lur biasa ini pertama-tama tampak dalam eskatologi komunis.Walaupun
kerumitan sifat manusia dan hasrat manusia sangat besar, namun komunis
mengajarkan bahwa metode sederhana kolektivisasi akan memberikan segala
kebahagiaan dan keputusan kepada manusia. Hal ini mereka lakukan sepenuhnya
dengan mengabaikan beberapa hasrat manusia lainnya. Atau dengan menegaskan
bahwa kebersamaan akan menyebabkan hilanhnya hasrat lain (misal
keagamaan).Komunisme, umpamanya, mengajarkan bahwa semua maslah kerja dapat
diselesaikan dengan nasionalisasi pabrik, atau nampaknya ditegaskan bahwa hanya
satu permasalahan yang ada, yaitu hak milik pribadi atas industri. Jelaslah bahwa hal ini
bertentangan dengan segala yang kita ketahui tentang kehidupan industri modern.
Masalah upah, kondisi kerja hubungan pribadi didalam pabrik, jelas lebih
penting bagi para pekerja dari pada masalah hak milik. Kaum komunis mengabaikan
semua hal ini dan bersikeras bahwa segala-galanya akan beres begitu pabrik
telah dinasionalisasi. Ini tidaak berarti bahwa nasionalisasi dianggap buruk.
Tetapi mengecilkan seluruh masalah menjadi soal hak milik adalah terlalu menyederhanakan
keadaan.
Selanjutnya, materialisme historik adalah hasil
penyederhanaan berlebih-lebihan tentang motif manusia dan sejarah manusia oleh
komunisme Marx. Komunisme Marx menyederhanakan seluruh situasi manusia dengan
menyatakan bahwa hanya terdapat dua kelas manusia. Para penghisap dan mereka
yang ters]hisap, mereka yang punya dan mereka yang tidak punya, dan konflik
antara kedua kelas inilah yang menciptakan dan menjelaskan sejarah. Sedangkan
manusia tidaklah begitu sederhana.Penyederhanaan berlebih-lebihan yang sama
terjadi dalam soal moral. Segala sesuatu yang mengabdi kepad partai dan tujuan
tunggalnya jelas dianggap baik; sedangkan segala sesuatu yang bertentangan
dengannya dicap jahat. Kaum komunis selalu bertindak seba hitam atau serba
putih. Tetapi ditinjau dari pengalaman manusia menunjukkan bahwa dalam
kehidupan ini tidak ada yang serba baik atau serba jahat. Karena itu, komunisme
jelas bersifat monistis dalam pendekatannya. Komunisme percaya bahwa hanya
terdapat satu nilai mutlak, yaitu kemenangan partai, sedangkan yang lainnya
adalah relatif.
Kaum komunis sendiri menyatakan bahwa doktrin mereka
didasarkan atas ilmu. Tapi pada kenyataannya, sulit untuk membenarkan
pernyataan itu. komunisme juga menolak kritik bebas dan melarang pernyataan pendapat
apapun selain pendapatnya sendiri. Komunisme percaya bahwa dirinya kekal dan
tidak akan berubah.Mengenai sisi lain komunisme, kita ketahui bahwa teri kerja
nilai yang dikembangka Marx menjadi teori nilai lebih itu sendir sama sekali
tidak memuaskan, karena tidaklah mungkin untuk menyederhanakan semua kerja
menjadi satu kelas seperti dicoba oleh Marx dan lain-lain.Jalan
perkembangan ekonomi diberbagai negeri
kapitalis, tampaknya tidak mengikuti jalan yang ditetapkan untuk hal itu oleh
kaum kamunis Marx. Memang, pengawasan modal kini lebih terkonsentrasi melalui
pengembangan prinsip persediaan bersama daripada ketika Marx menulis. Namun
pemilikan modal lebih terpencar dalam bentuk saham kecil yang dipegang oleh
sejumlah besar orang yang kebanyakan tergolong kelas buruh.Keraguan yang paling
parah mengenai perencanaan ekonomi berkisar seputar persoalan insentif dan
persoalan kebebasan pribadi. Dalam sistem kapitalis pasti laba merupakan
insentif efektif. Soal kebebasan pribadi pasti merupakan soal yan jauh lebih
sulit ditangani daripada masalah insentif. Namun bila memungkinkan yang terbaik
adalah menggabungkan antara perencanaan dengan kebebasan individu.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Sistem ekonomi islam dalam hal konsep milik islam tidak
hanya berbeda dari kecenderungan individualisme dalam kapitalisme, akan tetapi
juga dari totalitarisme sitem hak milik Negara kaum komunis. Namun, antara
islam dengan komunisme tidak terlihat kontradiksi penuh, karena islam
sebenarnya tidak mengkoreksi kecuali beberapa konsep yang keterlaluan saja.
Bila komunisme dapat membebaskan diri dari bentuk birokrasi dan pengaruh
apparatus negara, maka ia akan jauh lebih baik dari kapitalisme. Komunisme
memerlukan beberapa perbaikan sehingga terbebas dari alat birokrasi. Ia juga
membutuhkan pembatasan tujuan-tujuan kemanusiaan sesungguhnya. Tujuan-tujuan
keimanan tidak dapat dicapai kecuali bila sejalan dengan iman kepada Allah.
Post A Comment:
0 comments: