About

About

slider

Recent

Design

Movies

Movies Post

Powered by Blogger.

Sports

Music

Business

Followers

Followers

Total Pageviews

Fashion

Search This Blog

Sports

Archive

Movies

News

Latest News

Travel

Fashion

Recent Post

Games

Navigation

Rancangan Pembelajaran Membaca Menulis Permulaan

Hasil gambar untuk membaca menulis permulaan


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Membaca permulaan merupakan tahapan proses belajar membaca bagi siswa sekolah dasar kelas awal. Siswa belajar untuk memperoleh kemampuan dan menguasai teknik-teknik membaca dan menangkap isi bacaan dengan baik. Oleh karena itu guru perlu merancang pembelajaran membaca dengan baik sehingga mampu menumbuhkan kebiasan membaca sebagai suatu yang menyenangkan.
Perlu diketahui tugas guru yang terpenting adalah sebagai pelaksana operasional pembelajaran, secara khusus mata pelajaran membaca dan menulis di kelas rendah dapat dilaksanakan dengan baik, maka dari apa itu guru hendaknya mempelajari, memahami, dan mengkaji GBPP yang sudah menjadi tanggung jawabnya, dari situlah guru dapat memperoleh gambaran sejauh mana mata pelajaran tersebut akan disajikan nantinya. Dengan demikian guru dapat merancang pembelajaran, maupun melaksanakan pembelajaran, mampu menilai atau mengevaluasi hasil belajar, yang nantinya bertujuan pada kompetensi yang digariskan dapat tercapai sesuai dengan harapan.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pembelajaran MMP di SD?
2. Tujuan dari pembelajaran MMP di SD?
3. Aspek apa saja yang terkandung dalam MMP?

C. Tujuan
1. Memahami rancangan pembelajaran membaca menulis permulaan
2. Mengembangkan kajian KBK mata pelajaran Bahasa Indonesia



BAB II
PEMBAHASAN

A.      Rancangan Pembelajaran Membaca Menulis Permulaan

1.    Hakikat Membaca
Pada hakikatnya membaca ialah kegiatan yang mata dengan pikiran. Dalam kegiatan membaca, pembaca memproses informasi dari teks yang dibaca untuk  memperoleh makna (Vacca, 1991: 172). Membaca merupakan kegiatan yang dilakukan setiap hari.Dengan membaca kita dapat memperluas pengetahuan yang kita miliki.Oleh karena itu membaca perlu diajarkan sejak awal pembelajaran di SD.
Gibbon (1993) mendefinisikan membaca sebagai proses memperoleh makna dari cetakan. Jadi membaca bukanlah kegiatan yang  bersifat pasif dan reseptif saja, tetapi pembaca juga dituntut untuk berpikir mengenai makna yang terkandung dalam bacaan.

2.    Pembelajaran Membaca Permulaan
             Pembelajaran membaca permulaan diberikan di kelas I dan II.Tujuannya adalah agar siswa memiliki kemmapuan memahami dan menyuarakan tulisan dengan intonasi yang wajar, sebagai dasar untuk membaca lanjut. Pembelajaran membaca permulaan merupakan tingkatan proses pembelajaran membaca untuk menguasai sistem tulisan sebagai representasi visual bahasa. Tingkatan ini sering disebut dengan tingkatan belajar membaca (learning to read). Membaca lanjut merupakan tingkatan proses penguasaan membaca untuk memperoleh isi pesan yang terkandung dalam tulisan. Tingkatan ini disebut sebagai membaca untuk belajar (reading to learn).Kedua tingkatan tersebut bersifat kontinum, artinya pada tingkatan membaca permulaan yang fokus kegiatannya penguasaan sistem tulisan, telah dimulai pula pembelajaran membaca lanjut dengan pemahaman walaupun terbatas. Demikian juga pada membaca lanjut menekankan pada pemahaman isi bacaan, masih perlu perbaikan dan penyempurnaan penguasaan teknik membaca permulaan (Syafi’ie,1999: 16).
        Menurut La Barge dan Samuels (dalam Downing dan Leong, 1982) proses membaca permulaan melibatkan tiga komponen, yaitu:
a.   Visual Memory
b.   Phonological Memory
c.   Sematic Memory

B. Pengembangan KBK Mata Pelajaran Bahasa Indonesia

Pembelajaran Bahasa Indonesia di SD merupakan pembelajaran yang paling utama, terutama di kelas rendah.Dikatakan demikian karena dengan bahasalah siswa dapat mempelajari berbagai ilmu pengetahuan. Oleh karena hal itu, guru  sebagai pelaksana dan pengelola pembelajaran dituntut untuk dapat merancang, melaksanakan dan mengevaluasi aspek-aspek yang tercakup dalam pembelajaran Bahasa Indonesia.
Terdapat empat aspek utama yang harus dikembangkan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia yang telah dirumuskan secara nasional, yaitu 1) menyimak; 2) berbicara; 3) membaca; dan 4) menulis. Serta terdapat dua aspek penunjang yakni Kebahasaan dan Apresiasi Bahasa dan Sastra Indonesia.
           
      Aspek-aspek Pembelajaran Bahasa Indonesia
1.   Menyimak
Menyimak merupakan kegiatan komunikasi dua arah yang terjadi secara lansung.Menyimak dapat melatih keterampilan berpikir anak sehingga dapat menerima, memahami dan menyampaikan kembali informasi yang didapat melalui lisan atau tulisan atau bahkan dengan bahasa yang dapat dipahami oleh pendengarannya.

2.   Berbicara
Berbicara merupakan kegiatan berbahasa yang produktif.Keterampilan ini merupakan implementasi dari kegiatan menyimak.Kegiatan berbicara berkembang cepat pada masa anak-anak.Penambahan kosakata didapat dari hasil simakan. Dalam pembelajaran formal, berbicara dilaksanakan pada kelas rendah yaitu dengan cara memberi kesempatan kepada siswa untuk berbicara mengenai dirinya atau pengalaman yang ia punya atau dengan menceritakan gambar. Kegiata tersebut dapat melatih  keberanian siswa dalam berkomunikasi.

3.    Membaca
Memaca merupakan kemampuan mutlak harus dimiliki oleh setiap individu dalam rangka pengembangan diri secara berkelajutan.Membaca perlu diajarkan sejak dini agar manusia dapat mengembangkan dirinya sejak awal.Dalam pembelajaran formal di SD dibagi menjadi dua bagian, yaitu membaca permulaan dan membaca lanjut.
Membaca permulaan dilaksanakan pada SD kelas rendah (I dan II).Di dalam membaca permulaan, siswa diharapkan dapat mengenali jenis-jenis huruf, suku kata, kata dan kalimat serta mampu membaca dalam berbagai konteks.Membaca lanjut mulai diterapkan pada SD kelas III. Ada berbagai jenis membaca lanjut, yaitu:

1)    Membaca Teknik
Membaca teknik ialah membaca dengan lafal yang baik dan benar dan intonasi yang wajar. Guru harus melatih siswa melafalkan fonem dengan benar, tidak menonjolkan aksen kedaerahan.
2)    Membaca dalam Hati
Membaca dalam hati perlu dilatih setelah siswa menguasai huruf.Siswa dilatih tanpa suara dan bibir tidak bergerak.Membaca dalam hati mulai diajarkan pada SD kelas II.Bahan bacaan disesuaikan dengan kemampuan siswa.
3)    Membaca Pemahaman
Membaca pemahaman menrupakan lajutan dari membaca dalam hati.Membaca pemahama ialah membaca tanpa suara dengan tujuan memahami isi bacaan.Untuk mengatahui pemahaman siswa dapat dilakukan dengan menceritakan kembali isi bacaan atau mengajukan pertanyaan seputar isi bacaan.
4)    Membaca Indah
Membaca Indah hampir mirip dengan membaca teknik.Yang berbeda ialah bahan bacaannya.Membaca indah ialah membaca puisi atau fiksi dengan intonasi yang tepat dan emosi yang baik.Kegiatan ini bersifat apresiatif sehingga melibatkan penghayatan, penjiawaan dan emosi.
5)    Membaca Cepat
Membaca cepat bertujuan agar siswa dapat membaca dengan cepat.Waktu yang ditentaukan sesuai dengan tingkat kesukaran bahan bacaan.Siswa perlu dilatih gerakan mata, arah pandangan, hindari membaca kata demi kata dan menunjuk bacaan dengan satu jari.Kegiatan ini diberikan pada SD kelas IV.
6)    Membaca Pustaka
Kegiatan membaca pustaka merupakan kegiatan membaca di luar jam pelajaran. Kegiatan ini dapat berupa penugasan individu maupun kelompok.Kegiatan ini bertujuan agar dapat mengembangkan minat siswa dalam membaca.Untuk itu sekolah perlu menyediakan perpustakaan yang baik, baik dari segi banyak macam buku maupun penataan perpustakaan.
7)    Membaca Bahasa
Membaca ini ditekankan untuk memahami kebahasaan, bukan memahami isi.Jadi melalui membaca kebahasaan siswa dapat dilatih mengenai makna dan penggunaan kata, pemakaian imbuhan, ungkapan serta kaliamt.



4.   Menulis
Menulis atau mengarang merupakan keterampilan berbahasa yang kompleks.Untuk itu menulis perlu dilatih secara teratur dari awal pembelajaran formal.Menulis merupakan keterampilan berbahasa yang produktif dan ekspresif, karena penulis harus terampil menggunakan grofologi, struktur bahasa dan memilki kemampuan bahasa yang memadai (Mosey, 1986:122).
Pembelajaran menulis di SD terdiri atas dua bagian yaitu menulis permulaan dan menulis lanjut.Menulis permulaan diawali sari melatih siswa memegang alat tulis dengan benar, menarik garis, menulis huruf, suku kata, dan kalimat sederhana biasanya diawali atau bersamaan dengan pembelajaran membaca permulaan.

5.    Kebahasaan
Pembelajaran di SD disajikan melalui konteks yang termasuk kebahasaan.Maksudnya, kebahasaan dapat disajikan melalui aspek membaca, pengucapan lafal yang benar, intonasi kalimat, dan lain-lain melalui aspek menulis, penggunaan imbuhan dalam kalimat, paragraf, penulisan ejaan yang benar dan seterusnya.Aspek kebahasaan menunjang keempat keterampilan bahasa.

6.   Sastra
Apresiasi Bahasa dan Sastra ditekankan pada pembelajaran sastra di SD. Muncul dua pengertian yang tersirat didalamnya yaitu Apresiasi Bahasa Indonesia dan Sastra Bahasa Indonesia.Pembelajaran sastra di sekolah dasar melalui tahapan-tahapan sebagai berikut.





a)   Tahapan Penikmatan
Siswa diajak menikmati berbagai hasil karya sastra anak seperti mendengar cerita, mendengar puisi atau menonton drama anak.Tahapan ini diterapkan pada SD tingkat rendah.
b)    Tahapan Penghargaan
Siswa dapat memberi penilaian terhadap karya sastra yang dinikmati, seperti menyenangi buku-buku, puisi, dll.
c)    Tahapan Pemahaman
Siswa dapat membedakan bentuk-bentuk sastra seperti cerpen, puisi ataupun drama.
d)   Tahapan Penghayatan
Dalam tahap ini siswa dapat memahami isi yang terkandung dalam suatu karya sastra seperti tokoh, setting, dan lain-lain.
e)    Tahapan Implementasi
Pada tahap ini siswa dapat menyalurkan kegiatan sastra sesuai dengan minatnya seperti minat dalam membaca, membaca puisi, bermain peran atau yang lainnya.

C.   Pengembangan KBK Bahasa Indonesia SD
Berdasarkan pembahasan tentang KBK Bahasa Indonesia SD pada Kegiatan Belajar 1, dan uraian tentang aspek-aspek dalam pembelajaran bahasa Indonesia SD di atas, maka diperlukan pengembangan KBK ke dalam silabus pembelajaran bahasa Indonesia SD.Silabus merupakan seperangkat rencana tentang kegiatan pembelajaran, pengelolaan kelas, dan penilaian hasil belajar. Oleh karena itu, silabus harus dikembangkan secara sistematis dan berisi komponen-komponen yang saling berkaitan untuk memenuhi target pencapaian kompetensi dasar. Berikut ini komponen-komponen silabus yang diharapkan dapat membantu dalam pengelolaan pembelajaran, antara lain:
1.  Identitas, isi identitas antara lain, mata pelajaran, satuan pendidikan (SD), kelas atau semester, 
2.  Kompetensi dasar, hasil belajar, indikator (lihat dalam KBK Mata Pelajaran).
3.  Langkah-langkah Pembelajaran (dirumuskan oleh guru)
4.  Materi Pemilihan materi dihubungkan dengan tema yang dipilih, selain itu harus mencermati 
5. Sumber belajar yang utama bagi guru adalah sarana cetak seperti buku, brosur, majalah, surat
6. Penilaian

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan penilaian antara lain:
a.   Penilaian dapat dilakukan melalui tes tertulis, tes kinerja, hasil karya siswa, proyek, portofolio;
b.   Penilaian harus mencakup tiga aspek, yaitu; pengetahuan, keterampilan, dan sikap,
c.   Penilaian mengacu pada indikator atau tujuan pembelajaran; dan
d.  Tidak berdifat diskriminasi.
            Pengembangan silabus ini dapat dilakukan oleh guru secara individu maupun berkelompok atau dikoordinasikan oleh dinas pendidikan setempat. Format silabus tidak dibakukan.Pada lampiran diberikan dua contoh format silabus berbentuk esai (ke bawa) dan berbentuk matriks (ke samping). Penyajian silabus harus memperhatikan hal-hal berikut: keterbacaan, keterkaitan antar komponen, kepraktisan penggunaan, dan mudah dipahami penggunanya.



BAB III
PENUTUP

A.    KESIMPULAN
Pada hakikatnya membaca ialah kegiatan yang mata dengan pikiran. Dalam kegiatan membaca, pembaca memproses informasi dari teks yang dibaca untuk  memperoleh makna (Vacca, 1991: 172). Membaca merupakan kegiatan yang dilakukan setiap hari.Dengan membaca kita dapat memperluas pengetahuan yang kita miliki.Oleh karena itu membaca perlu diajarkan sejak awal pembelajaran di SD.
Pembelajaran membaca permulaan diberikan di kelas I dan II.Tujuannya adalah agar siswa memiliki kemampuan memahami dan menyuarakan tulisan dengan intonasi yang wajar, sebagai dasar untuk membaca lanjut. Pembelajaran membaca permulaan merupakan tingkatan proses pembelajaran membaca untuk menguasai sistem tulisan sebagai representasi visual bahasa. Tingkatan ini sering disebut dengan tingkatan belajar membaca (learning to read).
     

B.     SARAN
Melalui makalah ini supaya penulis dapat memahami lebih mendalam lagi sehingga dapat membentuk generasi yang cerdas dan berbudi pekerti yang baik.sebagai seorang mahasiswa,perlu sekali mempelajari dan memahami rancangan pembelajaran membaca menulis permulaan karena seorang mahasiswa itu selalu disebabkan dan berkelut dengan karya-karya tulis dalam setiap tugas perkuliahannya.



















Share
Banner

Post A Comment:

0 comments: